Rabu, 24 September 2008

RENDAH HATI



Rendah Hati

Jadilah Insan rendah hati
Kerendahan hati bukanlah merendahkan diri
Tetapi melihat diri kita sesuai dengan kenyataan.
Orang rendah hati tidak hanya melihat kelemahannya
Tetapi juga kekuatannya. Orang rendah hati selalu tahu
Bahwa banyak hal yang selalu dikagumi orang pada dirinya
Hanyalah kebutulan saja. Orang rendah hati
Akan selalu merasa bahwa kekuatan dan kebaikannya terbatas.
Orang rendah hati tidak akan sombong
Atau bangga karena menjadi manusia yang super kaya.
Orang rendah hati tak akan gugup atau sedih
Karena ia bukan manusia super atau miskin.
Ia tidak akan memilih posisi berlebihan
Yang sulilt dipertahankan. Bila ia ditekan,
Ia tidak akan takut bila kelemahannya “Ketahuan”
Karena dia sendiri sudah tahu dan tidak menyembunyikannya.
Orang rendah hati akan selalu memperhatikan dan menanggapi
Setiap pendapat lawan. Orang rendah hati
Selalu memberikan maaf karena selalu memahami orang lain.
Orang rendah hati tidak akan merasa dirinya penting
Dan selalu tahu di tidak tahunya.
Orang rendah hati akan selalu sadar
Bahwa keberadaan manusia di hadapan Tuhan
Semua sama kecuali amal ibadah
Yang dilakukan baik secara vertical maupun horizontal.
Orang rendah hati tahu
Bahwa manusia selalu memiliki keterbatasan
Untuk menjangkau ilmu-ilmu dan isi dunia
Yang kosmopolit.
Setiap manusia tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
Sebab itu, orang rendah hati tak pernah sombong,
Angkuh, atau memegahkan dirinya.

BERITA DUKA BUAT MAHASISWA BANTEN


Berita Duka buat Mahasiswa Banten

Ada sebuah berita menggemparkan dunia kemahasiswaan baru-baru ini. Pasalanya, Ubaidillah, Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Serang (Hamas), organisasi yang dengan lantang selalu meneriakkan perang terhadap korupsi di Banten, ini dipenjara. Lalu akankah Hamas mengendur dengan kejadian itu? Ubay, sang Ketua Umum Hamas mengatakan dengan tegas tidak. “Mungkin kami harus memodifikasi gerakan,”ungkapnya.
Saat ditangkap, Ubay--panggilan akrab Ubaidillah--tidak sendiri. Ia ditangkap bersama salah sorang temannya yang juga pengurus Hamas, Jeni. Dengannya lah Ubay melewati hari penahanan itu di Lembaga Pemasyarakatan Serang. Ubay mengaku sempat shock saat hari pertama di penjara. Bukan karena ia diganggu oleh para penghuni, melainkan ia shock karena dirinya disatuselkan dengan para pelaku kejahatan murni seperti kasus pembunuhan, curanmor, pemerkosaan, pencabulan dan lain-lain. “Kita kan bukan pelaku kejahatan murni tapi disatukan dengan para penjahat,” katanya dengan nada protes. Senada dengan Ubay, Jeni yang malam itu duduk di samping Ubay, mengaku sedikit banyak mentalitasnya down karena perlakuan pencampuran antara ia dan tahanan lain tersebut.
Dengan kejadian pencampuran tahanan ini, mereka berdua merasa kecewa dengan pihak kepolisian. Untungnya, Kapolres yang memperingatkan para tahanan agar tidak mengganggu Ubay dan Jeni sehingga mereka aman dari gangguan yang sudah menjadi tradisi bagi penghuni tahanan yang baru.Di dalam sel, Ubay dan Jeni sempat melakukan obrolan dengan penghuni sel. Bahkan mereka mengaku kehidupan spiritual para penghuni sel sempat meningkat salah satunya saat mereka memimpin yasinan di sel. Tidak cuma itu, mereka juga mengajak obrolan semacam diskusi tentang keberadaan para tahanan yang mengaku terpaksa melakukan kejahatan demi perut.
Saat ini, Ubay mengaku sedang berusaha mendapatkan surat penghentian perkara untuk kasus yang sedang menimpanya. Karena menurutnya, jika surat itu tidak segera turun, maka ia akan sangat mudah diciduk oleh aparat dengan jerat pasal kasus kemarin. “Ini jadi kunci untuk mematikan gerakan temen-temen di Banten khususnya kami berdua,” ujar Ubay yang kemudian diamini oleh Jeni.



Gara-gara merusak
Siang itu, Selasa, (13/12) cuaca panas. Para mahasiswa yang berjumlah hampir seratus orang dari berbagai elemen yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Banten Anti Korupsi (AMBISI) sengaja mendatangi Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten untuk melakukan aksi mendorong Kejati Banten agar menuntaskan kasus-kasus korupsi yang ada di Banten.
Siang itu, Kepala Kejati Banten tidak ada di tempat. Ubay menganggap ketidakhadiran Kepala Kejati sebagai indikasi bahwa pihak Kejati menghindar. Padahal menurutnya, para mahasiswa itu sudah mengikuti prosedur aksi dengan memberitahukan akan kedatangan mereka ke Kejati. Tentu saja hal ini membuat para demonstran kecewa dan memaksa masuk ke halaman gedung Kejati. Setelah para demonstran berada di halaman Kejati, Ubay meminta nomor hand phone Kepala Kejati Banten kepada Kapuspenkum. Namun ia mengaku tidak memiliki nomornya. Amarah Ubay tersulut dengan pengakuan Kapuspenkum itu. Menurutnya itu suatu hal yang tidak mungkin jika seorang Kapuspenkum tidak memiliki nomor atasannya. Ubay pun kemudian membanting sebuah meja untuk meluapkan kemarahannya. Sedangkan Jeni membanting sebuah kursi. Dan gara-gara pengrusakan itulah, mereka dipenjara.
Aksi kejar-kejaran antara dua orang demonstran lainnya dengan pihak kepolisian terjadi saat polisi melihat mereka berdua akan mencoba menurunkan bendera merah putih. Padahal menurut salah satu pelaku, ia hanya akan menaikkan bendera PMII. “Bukan mau menurunkan bendera (merah putih, red),” aku Dajjal, salah seorang aktivis PMII.
Ubay mengaku yang memicu perlakuan radikalnya bukan hanya karena pernyataan staf kejati yang enggan memberikan nomor Kepala Kejati dan mengaku tidak punya, tapi juga karena menurutnya Kejati sekarang kurang tanggap terhadap mahasiswa. “Kami sudah kirimkan surat audiensi sebanyak tiga kali namun tidak pernah ditanggapi. Pihak Kejati sekarang kurang pro aktif,” tukasnya.
Setelah kejadian penangkapan ini, Ubay melihat ada kejanggalan dalam aksi penangkapannya. “Kalau mau, seharusnya Dinas Perhubungan dan Pekerjaan Umum yang menuntut saya karena telah mengacak-acak kantor mereka. Tapi buktinya nggak,” katanya. Ia menduga ada ‘pesanan’ dalam aksi penangkapan dirinya. Tapi, “Entah siapa,” lanjutnya. (Enda/SiGMA)